Hukum I Newton menjelakan bahwa sebuah benda
cenderung mempertahankan keadaannya, yaitu jika dia diam akan tetap diam dan jika jika
bergerak lurus beraturan dia akan tetap bergerak lurus beraturan. Hukum pertama
Newton dapat dinyatakan dengan persamaan.
Kecenderungan
benda untuk mempertahankan gerak (malas untuk diam) dan kecenderungan benda
untuk mempertahankan diam (malas untuk bergerak) berhubungan dengan sifat
kelmbaman (inersia) atau kemalasan suatu benda. Oleh karena itu, hukum I Newton
juga disebut dengan hukum kelembaman.
Sebuah benda
hanya dapat dipercepat jika resultan gaya atau gaya yang bekerja pada benda
tidak seimbang. Gaya-gaya yang tidak seimbang akan mempercepat suatu benda
karena gaya tersebut memnyebabkan benda mengalami perubahan kecepatan. Menurut
Newton, percepatan suatu benda yang dihasilkan resultan gaya yang tidak
seimbang berbanding lurus dengan resultan gayanya dan berbanding terbalik
dengan massanya.
Percepatan (a) yang dihasilkan oleh resultan gaya ( ) yang bekerja pada suatu benda
sebanding dan searah dengan resultan gaya serta berbanding terbalik dengan
massa benda (m)”. Gaya satu newton (1
N) didefinisikan sebagai gaya yang menghasilkan percepatan 1 m / ketika bekerja pada benda yang massanya 1 kg.
Dapat dinyatakan dengan :
a =
atau = m . a
Menurut
Newton, ketika dua benda A dan B berinteraksi satu sama lain maka benda
tersebut saling mengerjakan gaya. Jika benda A mengerjakan gaya pada benda B
maka benda B akan mengerjakan gaya pada benda yang besarnya sama tapi tetapi
berlawanan arah. Secara matematis hukum ini dapat dinyatakan dengan
= -
Hukum II
Newton menjelaskan bahwa benda bekerja sebuah gaya saja
atau beberapa gaya yang resultannya tidak nol.
Kecepatan benda selalu berubah dengan demikian benda mengalami percepatan. Maka
dari itu ada kaitan antara resultan gaya dengan percepatan yang ditimbulkannya.
Kaitan ini diselidiki oleh Newton, sehingga ia berhasil mencetuskan hukum
keduannya tentang gerak, yang dikenal sebagai hukum II Newton. Bunyi Hukum II
Newton sebagai berikut.
Percepatan yang dihasilkan oleh resultan gaya yang
bekerja pada suatu benda berbanding lurus dengan resultan gaya, searah dengan
resultan gaya, dan berbanding terbalik dengan massa benda.
Secara
matematis hukum II Newton dinyatakan sebagai
Hukum III
Newton ini menjelaskan bahwa gaya tunggal yang hanya
melibatkan satu benda tak mungkin ada. Gaya hanya
hadir jika sedikitnya ada dua benda yang berinteraksi. Pada interaksi ini
gaya-gaya selalu berpasangan. Jika A mengerjakan gaya pada B, maka B akan mengerjakan
gaya pada A. Gaya pertama dapat disebut sebagai aksi dan gaya kedua sebagai reaksi.
Ini tak berarti bahwa aksi bekerja lebih
dahulu baru timbul reaksi. Akan tetapi, kedua gaya ini terjadi bersamaan.
Dengan demikian, tidak jadi masalah, gaya mana yang dianggap sebagai aksi dan
gaya mana yang dianggap sebagai reaksi. Maka dari itu hukum III Newton dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Jika A mengerjakan gaya pada B, maka B
akan mengerjakan gaya pada A, yang besarnya sama tetapi arahnya berlawanan.
Hukum ini kadang-kadang dinyatakan sebagai berikut.
Untuk setiap
aksi, ada suatu reaksi yang sama besar tetapi berlawanan arah.
Secara matematis hukum III Newton dinyatakan sebagai:
aksi = -
reaksi
No comments:
Post a Comment